PendidikanTeknologi

Smart Parenting di Era Digital: Membentuk Generasi yang Cerdas dan Berkarakter

11
×

Smart Parenting di Era Digital: Membentuk Generasi yang Cerdas dan Berkarakter

Sebarkan artikel ini
Smart Parenting di Era Digital
Smart Parenting di Era Digital | Sumber: Freepik

Sukabumihitz – Di era digital yang semakin maju, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Anak-anak tumbuh di tengah hadirnya teknologi yang begitu kuat, mulai dari televisi, tablet, hingga handphone. Perubahan ini membawa banyak manfaat, seperti kemudahan akses informasi dan sarana hiburan edukatif. Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat pula tantangan besar yang menuntut perhatian serius dari orang tua, terutama perempuan yang sering menjadi garda terdepan dalam mengasuh dan mendidik anak.

Tantangan Mendidik Anak di Era Digital

Penggunaan gadget pada anak memang sulit orang tua hindari. Namun, orang tua tetap bisa mengelola hal ini dengan bijak. Tantangan utama muncul dari paparan konten yang tidak sesuai usia, risiko anak kecanduan, sampai dampak terhadap perkembangan sosial dan emosional.

Anak-anak yang terlalu lama menggunakan gadget cenderung mengalami penurunan konsentrasi, kurangnya interaksi sosial, bahkan berisiko mengalami masalah kesehatan fisik seperti penglihatan kabur di usia dini, mata lelah, mata kering, iritasi mata, nyeri pada otot dan sendi. Cahaya biru dari gadget juga dapat menyebabkan gangguan tidur sehingga pola tidur tidak teratur dan kualitas tidur menurun.

Selain itu, arus informasi yang tidak tersaring di internet dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku anak. Inilah sebabnya literasi digital menjadi keterampilan yang wajib dimiliki keluarga. Literasi digital tidak hanya berarti mampu mengoperasikan perangkat, tetapi juga memahami, menyaring, dan memanfaatkan informasi secara bijak.

Peran Sentral Perempuan

Perempuan, khususnya ibu, memegang peranan strategis dalam mendidik anak di era digitalisasi. Peran ini tidak hanya sebatas mengatur penggunaan perangkat, tetapi juga membangun kesadaran digital yang sehat di lingkungan keluarga.

Pertama, perempuan memiliki peran sebagai pengawas konten. Ibu dapat memanfaatkan fitur parental control, menyaring aplikasi, dan memantau aktivitas online anak. Langkah ini bukan untuk membatasi secara berlebihan, tetapi untuk melindungi anak dari konten negatif yang berpotensi merugikan perkembangan mental mereka.

Baca Juga: Melek Teknologi! Orang Tua Hadapi Tantangan Generasi Alpha di Era Gadget