Agama

Prinsip Hidup Orang Beriman: 3 Perintah, 1 Larangan

220
×

Prinsip Hidup Orang Beriman: 3 Perintah, 1 Larangan

Sebarkan artikel ini
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin MS mengisi Kajian  Tematik  Pendidikan pada pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor, Jumat (4/7/2023).

Sukabumihitz.com, Bogor—Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor kembali menggelar pengajian rutin guru dan karyawan Jumat pagi. Pengajian guru dan karyawan pada Jumat (4/7/2023) diisi oleh Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin MS.

Kajian Tematik Pendidikan yang diasuh oleh Prof. Didin kali ini membahas  tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qashash ayat 77, yang artinya, “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”

“Ayat ini mengajarkan tentang prinsip-prinsip hidup orang  beriman, yakni tiga perintah  dan satu larangan,” kata Prof. Didin.

Penyebab turunnya ayat ini (Asbabun Nuzul), dikaitkan dengan kisah pada zaman Nabi Musa dengan  empat tokoh yang sangat berkuasa (Fir’aun, Qarun, Haman dan Musa   Samir yang bisa buat patung yang bisa berbicara).

“Adapun prinsip-prinsip orang beriman yang terkandung dalam ayat ini adalah tiga perintah sebagai berikut, yakni, pertama, jadikan akhirat sebagai  tujuan. “Prinsip ini akan  melahirkan manusia terdidik yang  bertanggung  jawab,” ujar Kiai Didin yang juga Guru Besar IPB Bogor dan UIKA Bogor.

Kedua, jadikan diri sebagai  umat terbaik/unggul di dunia. “Jangan lupakan nasibmu  (nashibaka) di dunia  , maksudnya jadilah umat terbaik atau unggul,” tegas Prof. Didin yang juga Guru Besar IPB Bogor dan Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor.

Ketiga, berbuat baik tanpa pamrih.  “Berlombalah melakukan perbuatan terbaik dengan  sepenuh hati, atau dalam bahasa agama disebut Ihsan.  Seperti ditegaskan Allah di alam Surat Al-Muluk ayat 2, yang artinya, ‘Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun’,” paparnya.

Adapun terkait larangan, kata Kiai Didin, adalah  larangan merusak, terutama merusak agama. “Kerusakan agama (Aafatud din) itu ada tiga, yakni  Faqihun Faajirun (ahli agama yang jahat),  Imamun Jaairun (pemimpin yang zalim, yang suka  membiarkan kezaliman, seperti  LGBT, dan Mujtahidun Jahilun (mujtahid yang bodoh, berijtihad dalam ibadah,  misalnya wanita sebagai khatib,” ujar Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin MS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *