Sukabumihitz – Game Upin & Ipin Universe tengah menjadi sorotan bukan karena prestasinya, melainkan serangkaian kontroversi yang mencakup masalah internal pengembang, kualitas permainan yang buruk, hingga dugaan pelanggaran hak cipta terhadap konten kreator Indonesia, Windah Basudara.
Masalah Gaji dan Kondisi Kerja di Streamline Studios
Streamline Studios, pengembang asal Malaysia, mendapat sorotan karena buruknya manajemen sumber daya manusia. Karyawan aktif dan mantan pegawai melaporkan keterlambatan gaji berbulan-bulan, pesangon yang dicicil hingga setahun, serta iuran pensiun (KWSP/EPF) yang belum lunas hingga Maret 2025.
Lebih parah, beberapa pekerja mengaku terpaksa menyelesaikan proyek tambahan tanpa bayaran karena diancam kehilangan hak mereka jika menolak. Slip gaji sering terlambat, sementara komunikasi internal minim, menciptakan tekanan dan suasana kerja yang intimidatif. Laporan juga menyebut manajemen menggunakan cara membungkam kritik dengan memblokir pengguna yang menyampaikan keluhan di forum resmi Steam game tersebut.
Peluncuran Game yang Mengecewakan
Game Upin & Ipin Universe yang dibanderol sekitar Rp650.000–Rp654.000, diluncurkan dengan kualitas yang dianggap jauh dari harapan. Pemain mengeluhkan banyak bug, glitch visual, desain seadanya, dan gameplay yang repetitif. Bahkan fitur-fitur dasar seperti kontrol kamera, animasi karakter, hingga sistem dialog mengalami gangguan teknis yang membuat permainan terasa setengah jadi.
Data dari SteamDB menunjukkan jumlah pemain sangat rendah rata-rata hanya 30–40 orang dengan puncaknya di angka 141 pemain. Banyak pembeli memilih refund karena menilai kualitas game tidak sebanding dengan harganya.
