Sukabumihitz – Pada hari Minggu (29/06), tim dosen dari Program Studi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) UBSI Kampus Kota Sukabumi menggandeng pengurus Bank Sampah IPPEC dalam Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas solusi pengelolaan sampah berbasis teknologi. Kolaborasi ini menjadi bagian dari program hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek yang mendorong perguruan tinggi berkontribusi langsung pada isu-isu sosial dan lingkungan.
Selama diskusi berlangsung, para dosen dan pengurus IPPEC memetakan tantangan utama dalam operasional bank sampah, seperti pencatatan transaksi yang masih manual, pelacakan jenis sampah yang belum sistematis, serta pelaporan keuangan yang kurang efisien. Untuk menjawab persoalan tersebut, mereka menyepakati pengembangan sistem informasi akuntansi digital yang mampu mengintegrasikan seluruh proses secara otomatis dan transparan.
Lis Saumi Ramdhani, M.Kom, yang memimpin tim hibah dari Prodi SIA, menegaskan bahwa pihaknya ingin menghadirkan teknologi yang tidak hanya canggih, tetapi juga ramah pengguna. “Kami melihat peluang besar untuk mempermudah pengelolaan sampah melalui sistem digital yang sederhana namun efektif. Ini bukan sekadar proyek akademik, tapi solusi langsung bagi masyarakat,” ujar Lis.
Baca juga: Mahasiswa Ciptakan Lingkungan Nyaman di Ruang Publik Terpadu Anak
Tim dosen langsung menyusun rencana kerja yang mencakup pengembangan aplikasi digital berbasis web atau mobile. Mereka merancang fitur untuk pencatatan transaksi, pelacakan arus sampah, hingga pelaporan keuangan otomatis. Selain itu, mereka juga menyiapkan program pelatihan agar para pengurus dan warga dapat menggunakan sistem tersebut secara mandiri dan konsisten.
Agus Saparudin dari Bank Sampah IPPEC mengapresiasi kerja sama ini. Menurutnya, teknologi akan memberikan kemudahan dalam memantau pergerakan sampah dan meningkatkan transparansi pengelolaan keuangan. “Kami siap menerapkan sistem ini demi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan lingkungan,” kata Agus.
Tim menargetkan uji coba sistem dalam enam bulan ke depan, dimulai dari Bank Sampah IPPEC sebagai proyek percontohan. Setelah uji coba selesai, mereka berencana memperluas penggunaan sistem ke bank sampah lain di wilayah Sukabumi.
Kolaborasi ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Dengan menggabungkan peran akademisi dan komunitas lingkungan, program ini sekaligus mendorong lahirnya model ekonomi sirkular yang lebih kuat di tingkat lokal.
Lis menutup diskusi dengan optimisme tinggi. Ia percaya bahwa transformasi digital dalam pengelolaan sampah bisa tercapai melalui sinergi antara ilmu pengetahuan dan keterlibatan warga. “Kami ingin menjadikan teknologi sebagai alat pemberdayaan, bukan sekadar alat bantu,” ujarnya.
Melalui dukungan penuh dari DPPM Kemdiktisaintek, Program Studi Sistem Informasi Akuntansi Kampus Kota Sukabumi berkomitmen menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien, transparan, dan berkelanjutan. Langkah awal ini menandai babak baru dalam pengelolaan sampah digital di Sukabumi.
Baca juga: Minggu Ceria Anak-anak: Belajar, Membaca, dan Menggambar Bareng di Lapak Literasi