Sukabumihitz – Pada 711 M, Tariq ibn Ziyad memimpin pasukan Muslim menaklukkan Semenanjung Iberia, membawa kemajuan dalam budaya, ilmu, dan pemerintahan. Namun, perpecahan internal dan tekanan dari kerajaan Kristen di utara akhirnya melemahkan dan mengakhiri kekuasaan Muslim di wilayah tersebut.
Kondisi Iberia Sebelum Invasi
Muslim menaklukkan Semenanjung Iberia setelah Kerajaan Visigoth, kerajaan Kristen yang berkuasa di wilayah itu, mengalami perpecahan akibat perselisihan internal. Sementara itu, dunia Islam berkembang pesat pasca-wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632 M, dengan ekspansi ke berbagai wilayah di Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagian Asia.
Pada awal abad ke-8, Musa ibn Nusayr, gubernur Muslim di Afrika Utara, memperoleh izin dari Khalifah Umayyah di Damaskus untuk memperluas pengaruh ke Iberia. Pasukan Muslim yang terdiri dari prajurit Arab dan Berber pun bersiap melancarkan invasi.
Pertempuran Guadalete: Gerbang Keberhasilan
Pada tahun 711 M, pertempuran besar terjadi di dekat Sungai Guadalete. Tariq ibn Ziyad memimpin 7.000 pasukan Muslim dalam pertempuran melawan tentara Visigoth yang berada di bawah komando Raja Roderic dan berjumlah lebih besar. Meskipun kalah jumlah, pasukan Muslim meraih kemenangan telak, membuka jalan bagi penguasaan wilayah-wilayah penting seperti Córdoba, Sevilla, dan Toledo. Dalam waktu singkat, sebagian besar Iberia berada dalam kendali Muslim.
Baca Juga: Fondasi Generasi Hebat: Pentingnya Pendidikan Keagamaan Sejak Dini
Ekspansi dan Kejayaan Al-Andalus
Setelah kemenangan awal, pasukan Muslim dengan cepat memperluas wilayah kekuasaannya hingga hampir seluruh Semenanjung Iberia. Wilayah ini kemudian dikenal sebagai Al-Andalus dan mengalami perkembangan pesat di berbagai sektor. Córdoba, sebagai ibu kota, menjadi pusat peradaban terbesar di Eropa dengan kemajuan dalam bidang arsitektur, ilmu pengetahuan, dan perdagangan.
Pada tahun 929 M, Abd al-Rahman III mendirikan Kekhalifahan Córdoba, yang menandai puncak kejayaan Andalusia. Pada masa ini, komunitas Muslim, Kristen, dan Yahudi hidup berdampingan dalam sistem yang memungkinkan mereka mempertahankan identitas budaya dan agamanya masing-masing. Keberagaman ini turut mendorong perkembangan filsafat, astronomi, matematika, dan kedokteran.
Keruntuhan Andalusia: Perpecahan dan Ancaman Eksternal
Namun, kejayaan ini tidak berlangsung selamanya. Pada akhir abad ke-10, Kekhalifahan Córdoba runtuh akibat perselisihan politik. Setelah wafatnya Khalifah al-Hakam II pada 976 M, terjadi perebutan kekuasaan yang mengakibatkan Al-Andalus terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang disebut “taifah.”
Perpecahan ini melemahkan kekuatan Muslim dalam menghadapi serangan dari kerajaan-kerajaan Kristen seperti León, Castile, Aragon, dan Navarra. Salah satu peristiwa besar yang mempercepat kemunduran Muslim adalah Pertempuran Las Navas de Tolosa pada 1212, di mana koalisi Kristen berhasil mengalahkan pasukan Muslim. Kekalahan ini mempercepat pengambilalihan wilayah oleh kerajaan Kristen.
Reconquista dan Jatuhnya Granada
Sejak kemenangan dalam Pertempuran Las Navas de Tolosa, kerajaan-kerajaan Kristen semakin gencar menjalankan Reconquista, yaitu kampanye militer untuk merebut kembali wilayah dari kekuasaan Muslim. Proses ini berlangsung selama lebih dari dua abad dan mencapai puncaknya pada tahun 1492 dengan jatuhnya Granada.
Granada, kerajaan Muslim terakhir di Iberia, menyerah kepada pasukan Raja Ferdinand II dari Aragon dan Ratu Isabella I dari Castile pada 2 Januari 1492. Dengan kejatuhan Granada, dominasi Islam di Semenanjung Iberia resmi berakhir, dan seluruh wilayahnya kini berada di bawah kekuasaan Kristen.
Jejak Sejarah Andalusia
Meskipun pemerintahan Muslim di Iberia telah berakhir, jejak peradaban Al-Andalus masih terasa hingga kini. Pengaruh Islam dapat ditemukan dalam arsitektur, ilmu pengetahuan, dan sistem irigasi yang masih digunakan di beberapa wilayah Spanyol. Contoh nyata adalah Masjid Agung Córdoba yang kini berfungsi sebagai katedral serta berbagai manuskrip ilmiah yang menjadi warisan berharga.
Penaklukan Andalusia merupakan peristiwa yang membentuk sejarah Eropa dan dunia Islam. Meskipun kekuasaan Muslim akhirnya runtuh karena konflik internal dan serangan kerajaan Kristen, Al-Andalus tetap memberi pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan modern. Masyarakat masih mengenang dan menghargai warisan kejayaannya hingga kini.