Pendidikan

Pertukaran Guru Indonesia-Korea, Rahayu Bawa Congklak, Gasing dan Wayang ke Korea  

482
×

Pertukaran Guru Indonesia-Korea, Rahayu Bawa Congklak, Gasing dan Wayang ke Korea  

Sebarkan artikel ini
Rahayu Sulistiyani, guru SD Bosowa Bina Insani, Bogor, terpilih mengikuti program pertukaran guru Indonesia-Korea. Ia ditugaskan di Jeonju Jeolla Elementary School, terletak di kota Jeonju, Provinsi Jeollabukdo. (Foto: Dok SBBI)

Sukabumihitz.com, Jeonju—Program pertukaran guru Indonesia-Korea saat ini tengah berlangsung selama tiga bulan. Tepatnya tanggal 22 Agustus – 18 November 2023. Program itu diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja  sama dengan Korea Selatan dalam hal ini APCEIU (Asia – Pasifik Centre of Education for International Understanding).

Sejumlah guru Indonesia terpilih mengajar di sekolah-sekolah di Korea. Pada waktu yang bersamaan, sejumlah guru Korea terpilih mengajar di beberapa sekolah di Indonesia.

Salah seorang guru yang terpilih mengajar di Korea adalah Rahayu Sulistiyani. Ia merupakan guru SD Bosowa Bina Insani, Bogor. Rahayu ditugaskan di Jeonju Jeolla Elementary School, terletak di kota Jeonju, Provinsi Jeollabukdo.

Rahayu mengajar kelas budaya Indonesia.

“Saya mengajar di jenjang sekolah dasar, dari kelas 1 sampai kelas 6 (24 kelas). Selain itu, saya juga diundang ke sekolah lain untuk mengajar kelas budaya Indonesia, diantaranya ke Songkwang elementary school, Handeul elementary school, dan juga ke Onsaem kindergarten. Dan masih ada tiga  undangan sekolah lagi di bulan Oktober dan November untuk mengajar di kelas Indonesia (2 SD dan 1 SMA),” kata Rahayu dalam rilis yang diterima Sukabumihitz.com, Senin (9/10/2023).

Rahayu  mengajar dari jam 9 sampai jam 14.30.  Ia tidak mengajar mata pelajaran tetapi mengajar kelas budaya Indonesia. Materi yang disampaikan yaitu tentang budaya Indonesia mencakup tentang pengenalan Indonesia, belajar bahasa Indonesia (Indonesian expression seperti menyapa, berkenalan dan berterima kasih dalam bahasa Indonesia), pakaian tradisional, permainan tradisional, tarian tradisional, makanan tradisional, Indonesian art seperti batik, wayang kulit, golek, gamelan.

Baca Juga :  Tim Monitoring Program Pertukaran Guru Indonesia-Korea  Kunjungi SD Bina Insani

“Saya membawa berbagai media belajar untuk kelas budaya Indonesia ini, di  antaranya berbagai pakaian tradisional Indonesia, congklak, gasing, miniatur gamelan, wayang, alat untuk membuat batik,” ujarnya.

Bahasa pengantarnya dalam bahasa Inggris dan Korea. “Untuk presentasi powerpoint, saya membuatnya dalam bahasa Inggris dan bahasa Korea, agar siswa (terutama kelas bawah, kelas 1-3) dapat lebih mengerti. Biasanya saya membuka kelas dengan tiga bahasa (bahasa Korea, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia),” paparnya.

Target

Rahayu menjelaskan target yang disandang di bahunya dalam program pertukaran guru Indonesia-Korea tersebut. “Target untuk siswa korea adalah siswa Korea dapat mengenal budaya Indonesia dengan baik, dapat menyapa dan berinteraksi dalam bahasa Indonesia, dan dapat menghormati perbedaan dan keberagaman,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Target pengalaman bagi guru dari Indonesia untuk dibawa ke Tanah Air  adalah semua praktik baik yang saya dapatkan selama program pertukaran guru ini akan saya implementasikan dan bagikan kepada guru-guru di tanah air, seperti pengelolaan kelas, proses pembelajaran, budaya belajar, dan juga mengenai pendidikan kewarganegaraan global (global citizenship education).”

Para siswa Korea mengenakan pakaian tradisional Indonesia.

Rahayu mengatakan, para siswa di sekolah Korea tersebut menyambut antusias pelajaran tentang budaya Indonesia yang ia berikan. “Respons anak-anak Korea  di kelas Indonesia adalah mereka sangat excited. Mereka aktif dalam mengikuti kelas Indonesia. Bahkan beberapa siswa ke kelas Indonesia ketika waktu istirahat atau setelah pulang sekolah untuk melihat-lihat Indonesian corner (corner all about Indonesia),” ungkapnya.

Baca Juga : SD Bina Insani Bogor Belajar dari Guru Korea

Rahayu menyoroti disiplin belajar para siswa di Korea yang, menurutnya, sangat baik.  “Disiplin siswa dalam belajar  sangat baik, terutama disiplin waktu. Mereka biasanya datang tepat waktu ke kelas Indonesia. Bahkan ketika istirahat dan mereka mengunjungi Indonesia corner, ketika bel berbunyi mereka secara otomatis langsung kembali ke kelas,” kata Rahayu Sulistiyani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *